Welcome to my blog..... Thank's to visit...! Jangan lupa? tinggalkan komentar anda...

Banner

SOGENK BOCAH "OBLO" (Organisasi BOcah Lalai Omah)

GOLEKI

Rabu, 25 Mei 2011

Tipe-tipe proteksi jaringan komputer


Dikarenakan perbedaan fungsi dalam setiap lapisan jaringan komputer, maka perlindungan yang dapat
dilakukan juga berbeda-beda. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perlindungan terhadap jaringan
komputer yang bisa dilakukan pada setiap lapisan jaringan komputer, mulai dari lapisan terbawah
sampai dengan lapisan teratas.
Dalam usaha mengamankan sebuah gedung, tahap yang paling mendasar adalah dengan
menjaga titik akses ke gedung tersebut. Begitu juga dengan pengamanan jaringan komputer, tahap
paling mendasar adalah menjaga titik akses yang dapat digunakan seseorang untuk terhubung ke dalam
jaringan. Pada umumnya, titik akses jaringan komputer adalah berupa hub atau switch. Dengan
berkembangnya wireless network, maka peralatan wireless access-point juga termasuk dalam titik akses
jaringan yang perlu untuk dilindungi.
Saat ini ada dua mekanisme umum yang biasa digunakan dalam mengamankan titik akses ke
jaringan komputer, yaitu :
 I.Protokol 802.1x
Protokol 802.1x adalah sebuah protokol yang dapat melakukan otentikasi pengguna dari
peralatan yang akan melakukan hubungan ke sebuah titik-akses. Dengan protokol ini, ketika
sebuah komputer melakukan hubungan ke sebuah titik-akses (hub atau switch), maka pengguna
komputer tersebut perlu melakukan otentikasi sebelum komputer tersebut terhubung ke jaringan
komputer.
Protokol ini sangat berguna untuk melindungi jaringan komputer sekaligus meng-akomodasi
pengguna-pengguna yang memiliki peralatan atau komputer yang bersifat mobile seperti
notebook atau PDA. Dengan digunakannya protokol ini, dapat dijamin bahwa peralatan
komputer yang berusaha melakukan akses ke jaringan komputer sedang dipergunakan oleh

pihak yang memang telah diizinkan untuk melakukan akses.
Tiga komponen yang terlibat dalam protokol ini adalah peralatan yang akan melakukan akses
(supplicant), server yang akan melakukan otentikasi (server RADIUS) dan peralatan yang
menjadi titik akses (otentikator). Secara umum, tahapan-tahapan dalam protokol ini adalah :
1. Secara default akses ke jaringan tertutup.
2. Sebuah supplicant melakukan akses dan meminta izin akses ke otentikator, yang
kemudian meneruskannya ke server otentikasi.
3. Server otentikasi menjawab dengan memberikan 'tantangan' ke supplicant melalui
otentikator.
4. Melalui otentikator, supplicant menjawab 'tantangan' yang diberikan.
5. Apabila jawaban yang diberikan supplicant benar, server otentikasi akan memberitahu
ke otentikator yang kemudian akan memberikan akses jaringan ke supplicant.
6. Akses jaringan yang sudah terbuka, akan tetap terbuka sampai ketika terjadi perubahan
status koneksi, misalnya koneksi diputus oleh pengguna atau alat yang terhubung
berubah. Ketika terjadi perubahan status, akses akan kembali ditutup dan proses
otentikasi akan berulang kembali.
Pada perkembangannya, protokol ini digunakan secara lebih mendalam, bukan hanya untuk
melakukan otentikasi terhadap pengguna peralatan yang melakukan akses, melainkan juga akan
digunakan untuk memeriksa apakah konfigurasi peralatan yang melakukan akses sudah sesuai
dengan kebijakan yang berlaku. Misalkan akan dilakukan pemeriksaan apakah program
antivirus yang berjalan pada sebuah notebook yang akan melakukan koneksi sudah
mempergunakan versi yang terbaru, jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka akses jaringan
tidak akan diberikan. Selain itu protokol ini juga dapat digunakan untuk menegakkan sebuah
kebijakan pada peralatan-peralatan yang akan melakukan akses jaringan komputer.
Kelemahan dari protokol ini adalah, protokol ini harus diimplementasikan satu per satu pada
semua switch/hub yang menjadi titik akses jaringan komputer.
 II.Mac Address
Mac Address Authentication adalah sebuah mekanisme di mana sebuah peralatan yang akan
melakukan akses pada sebuah titik-akses sudah terdaftar terlebih dahulu. Berbeda dengan
protokol 802.1x yang memastikan bahwa alat yang melakukan koneksi dipergunakan oleh pihak
yang berwenang, metode ini untuk memastikan apakah peralatan yang akan melakukan akses
adalah peralatan yang berhak untuk akses tanpa mempedulikan siapa yang mempergunakannya.
Pada setiap peralatan jaringan komputer terdapat sebuah identitas yang unik. Berdasarkan
identitas tersebutlah metode ini melakukan otentikasi. Pada setiap paket data yang dikirimkan
sebuah peralatan akan mengandung informasi mengenai identitas peralatan tersebut, yang akan
dibandingkan dengan daftar akses yang dimiliki setiap titik-akses, apabila ternyata identitas
peralatan terdapat dalam daftar, paket yang dikirimkannya akan diteruskan apabila tidak, maka
paket yang dikirimkannya tidak akan diteruskan.
Keuntungan metode ini jika dibandingkan dengan protokol 802.1x adalah metode ini sudah
lebih banyak diimplementasikan pada switch/hub yang sering digunakan sebagai titik akses.
Selain itu, untuk mempergunakan metode ini, tidak perlu semua switch/hub melakukan filtering,
namun cukup switch/hub utama saja yang melakukannya.
Kelemahan utama dari metode ini adalah seseorang dapat dengan mudah memanipulasi
identitas unik pada peralatan yang digunakannya, sehingga peralatan tersebut dapat melakukan
akses ke sebuah jaringan komputer. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga integritas
daftar identitas peralatan yang dapat melakukan akses ke jaringan.
Selain kedua protokol otentikasi yang telah disebutkan di atas, ada sebuah metode keamanan yang
terletak pada lapisan Data Link tapi tidak berfungsi untuk melakukan otentikasi penggunaan titik-akses

jaringan komputer, melainkan untuk melindungi data yang dikirimkan pada jaringan komputer tersebut.
Metode tersebut adalah:
 III.WEP dan WPA
Perkembangan teknologi telah membuat transmisi data melalui media gelombang radio
memiliki kualitas yang hampir sama dengan kualitas transmisi data melalui media kabel.
Dengan mempegunakan wireless network, koneksi ke sebuah jaringan komputer menjadi sangat
mudah karena tidak lagi terhambat oleh penggunaan kabel. Asalkan sebuah peralatan jaringan
komputer masih dalam jangkauan gelombang radio komputer penyedia jaringan, peralatan
tersebut dapat terhubung ke dalam jaringan komputer.
Akan tetapi, penggunaan media gelombang radio untuk transmisi data memiliki berbagai
permasalahan keamanan yang cukup serius. Sifat gelombang radio yang menyebar
menyebabkan siapa saja yang berada pada jangkauan gelombang radio yang digunakan untuk
komunikasi data dapat mencuri data yang dikirimkan oleh sebuah pihak ke pihak lain dengan
mudah. Oleh karena itu dikembangkan metode yang disebut dengan Wired Equivalent Privacy
(WEP).
Tujuan utama dari WEP adalah berusaha untuk memberikan tingkat privasi yang diberikan oleh
penggunaan jaringan berbasiskan kabel. Dalam melakukan usaha itu, WEP akan melakukan
enkripsi terhadap data-data yang dikirimkan antara dua peralatan jaringan komputer berbasiskan
gelombang radio, sehingga data yang dikirimkan tidak dapat dicuri oleh pihak lain. Untuk ini,
WEP mempergunakan algoritma stream-cipher RC4 untuk menjaga kerahasiaan data dan CRC32
sebagai kontrol integritas data yang dikirimkan. Oleh karena ada peraturan pembatasan
ekspor teknologi enkripsi oleh pemerintah Amerika Serikat, maka pada awalnya panjang kunci
yang dipergunakan hanyalah sepanjang 40 bit. Setelah peraturan tersebut dicabut, maka kunci
yang digunakan adalah sepanjang 104 bit.
Beberapa analis menemukan bahwa WEP tidak aman dan seseorang dapat dengan mudah
menemukan kunci yang digunakan setelah melakukan analisa paket terenkripsi yang dia
dapatkan. Oleh karena itu pada tahun 2003 dibuat standar baru yaitu Wi-Fi Protected Access
(WPA). Perbedaan antara WEP dengan WPA adalah penggunaan protokol 802.1x untuk
melakukan distribusi kunci yang digunakan dalam melakukan proses enkripsi dan dekripsi.
Selain itu panjang kunci yang digunakan juga bertambah panjang menjadi 128 bit sehingga
menambah tingkat kesulitan dalam menebak kunci yang digunakan. Selain itu untuk
meningkatkan keamanan, juga dibuat sebuah sistem yang disebut dengan Temporal Key
Integrity Control yang akan melakukan perubahan kunci secara dinamis selama sistem sedang
digunakan. Pada perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 2004 dibuat standard WPA2,
dimana algoritma RC4 digantikan oleh algoritma enkripsi baru yaitu Advance Encryption
System (AES) dengan panjang kunci sepanjang 256 bit.
Pada lapisan ini, untuk membedakan sebuah peralatan jaringan komputer dengan peralatan
jaringan komputer yang lainnya, digunakan alamat IP (Internet Protocol). Semua peralatan komputer
aktif harus memiliki sebuah nomor IP unik yang akan menjadi identitasnya di jaringan komputer.
Alamat IP yang saat ini banyak digunakan disebut dengan IPv4, yaitu sebuah deretan angka dengan
format :
x.x.x.x
di mana x adalah angka antara 0 sampai dengan 255. Saat ini sedang dalam tahap pengembangan versi
baru dari alamat IP yang disebut dengan IPv6. Selain alamat IP, pada lapisan ini juga dikenal istilah
Port, yaitu sebuah pintu masuk ke dalam sebuah sistem komputer. Pada pintu inilah aplikasi jaringan
komputer yang sedang berjalan dalam sebuah komputer menerima melakukan koneksi dengan pihak
lain.
Pada lapisan ini, metode perlindungan jaringan komputer akan berdasarkan pada alamat IP dan
Port. Pada setiap paket data yang dikirimkan oleh sebuah peralatan jaringan komputer ke peralatan
lainnya akan mengandung alamat IP dan Port yang digunakan oleh pengirim serta alamat IP dan Port
dari tujuan paket tersebut. Sebuah sistem pengamanan yang biasanya dikenal dengan nama firewall
dapat melakukan filtering berdasarkan kedua hal tersebut. Pada umumnya firewall diletakkan pada
gerbang masuk maupun keluar sebuah sistem jaringan komputer. Selain itu firewall juga dapat
melakukan filtering berdasarakan protokol yang digunakan oleh sebuah paket data, misalnya sebuah
firewall dapat dirancang untuk menolak paket jenis udp dan paket jenis icmp sementara mengizinkan
paket jenis tcp.
Pada perkembangannya, firewall tidak hanya melakukan filtering berdasarkan alamat IP dan
Port, tapi juga berdasarkan informasi lainnya yang tersedia dalam header sebuah paket IP. Sebagai
contoh, sebuah firewall dapat melakukan filtering berdasarkan ukuran data sebuah paket data. Sebuah
firewall juga bisa melakukan filtering berdasarkan status koneksi antara dua peralatan jaringan
komputer, misalnya sebuah firewall dapat dirancang untuk menolak sebuah paket yang akan membuat
sebuah koneksi baru dari sebuah alamat IP, tapi mengizinkan paket-paket lainnya dari alamat IP
tersebut. Untuk menambah keamanan sistem jaringan komputer, saat ini sebagian besar firewall sudah
bersifat statefull dan tidak lagi stateless. Pada statefull firewall, firewall akan membuat daftar sejarah
status koneksi antara satu peralatan jaringan komputer dengan peralatan jaringan komputer lainnya. Hal
ini untuk mencegah adanya penipuan status koneksi oleh sebuah peralatan jaringan komputer untuk
dapat melewati proses filtering sebuah firewall.
Selain diimplementasikan pada gerbang masuk atau gerbang keluar dari sebuah sistem jaringan
komputer, firewall juga dapat diimplementasikan pada sebuah host. Ini berguna untuk melindungi host
tersebut dari serangan yang berasal dari host lain yang berada pada jaringan komputer yang sama.
Pada umumnya, implementasi firewall adalah metoda pengamanan sistem jaringan komputer
yang pertama kali dilakukan. Walaupun cukup ampuh dan mudah untuk diimplementasikan, tanpa
perencanaan yang baik, implementasi firewall dapat menyebabkan sebuah firewall tersusun atas
peraturan-peraturan filtering yang sangat banyak. Hal ini dapat membuat firewall tersebut menjadi sulit
untuk dikelola karena dengan banyaknya peraturan-peraturan filtering yang diimplementasikan akan
lebih sulit untuk melakukan penelusuran proses penyaringan paket. Selain itu, banyaknya peraturan
filtering yang terlalu banyak juga dapat menganggu interaksi koneksi data jaringan komputer, karena
semua paket yang lewat harus melalui proses penyaringan yang sangat banyak.
Pada lapisan ini, metode pengamanan lebih difokuskan dalam mengamankan data yang
dikirimkan. Metode pengamanan yang banyak digunakan adalah :
 IV.VPN
Pada banyak organisasi besar, organisasi tersebut memiliki kantor-kantor cabang yang tersebar
di banyak tempat. Kantor cabang-kantor cabang tersebut tentu memiliki kebutuhan untuk saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Pada masa-masa awal jaringan komputer, solusi
yang biasa digunakan adalah dengan membangun jaringan privat yang mengubungkan seluruh
kantor cabang yang ada atau yang biasa disebut dengan Wide Area Network (WAN). Dengan
berkembangnya jaringan Internet, solusi dengan membangun WAN, menjadi solusi yang sangat
mahal dan tidak fleksibel. Dengan berkembangnya Virtual Private Network, sebuah organisasi
dapat membangun jaringan privat maya diatas jaringan publik untuk menghubungkan seluruh
kantor cabang yang dimilikinya.
Kelebihan implementasi VPN dibandingkan dengan implementasi WAN adalah:
Mempermudah perluasan konektivitas jaringan komputer secara geografis
Untuk menghubungkan beberapa lokasi yang terpisah secara geografis dapat
mempergunakan jaringan publik (Internet) yang dimiliki oleh masing-masing lokasi.
Koneksi Internet yang digunakan oleh sebuah lokasi bisa saja tidak menggunakan
layanan dari service provider yang sama dengan koneksi Internet di lokasi lainnya.

Peningkatan keamanan data
Data yang dikirimkan akan terlindungi sehingga tidak dapat dicuri oleh pihak lain
karena data yang ditransmisikan melalui VPN melalui proses enkripsi.
Mengurangi biaya operasional
Dengan menggunakan VPN, setiap lokasi hanya perlu memelihara satu buah koneksi
Internet untuk seluruh kebutuhannya, baik kebutuhan koneksi Internet maupun
kebutuhan koneksi internal organisasi.
Menyederhanakan Topologi jaringan
Pada dasarnya, VPN adalah perkembangan dari network tunneling. Dengan tunneling, dua
kelompok jaringan komputer yang terpisah oleh satu atau lebih kelompok jaringan komputer
diantaranya dapat disatukan, sehingga seolah-olah kedua kelompok jaringan komputer tersebut
tidak terpisah. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan enkapsulasi terhadap paket jaringan
yang dikirimkan. Tunneling ini bersifat transparan bagi pengguna jaringan komputer di kedua
sisi kelompok jaringan komputer. Hanya router di kedua sisi kelompok jaringan komputer yang
melakukan proses enkapsulasi yang mengetahui adanya tunnel tersebut. Imbal baik dari proses
tunneling adalah Maximum Transfer Unit (MTU) setiap paket yang dikirim menjadi lebih kecil,
karena diperlukan ruang tambahan untuk menambahkan header IP hasil enkapsulasi paket yang
dikirimkan. Berkurangnya MTU dapat menyebabkan berkurangnya kecepatan transfer data
antara dua host yang sedang berkomunikasi. Salah satu implementasi dari tunneling adalah
mobile IP. Dengan mempergunakan mobile IP, seorang pengguna dapat selalu mempergunakan
alamat IP yang dia miliki dimanapun pengguna tersebut berada. Implementasi lainnya adalah
dengan menambahkan proses kompresi data yang akan dikirimkan melalui tunnel yang sudah
dibuat. Dengan cara ini, makan dengan ukuran bandwidth yang sama, besar data yang
dikirimkan dapat lebih besar, sehingga meningkatkan kecepatan transfer data.
Seluruh sifat dasar dari network tunneling dimiliki oleh VPN, ditambah dengan proses enkripsi
dan dekripsi. Dengan menggunakan VPN, seluruh data yang dikirimkan oleh sebuah pengguna
jaringan komputer di sebuah kelompok jaringan komputer ke kelompok jaringan komputer
lainnya yang terhubung dengan VPN akan melalui proses enkripsi, sehingga tidak dapat dibaca
oleh pihak-pihak lain yang berada pada jalur pengiriman data. Pada sisi penerima data, secara
otomatis, data akan melalui proses dekripsi sebelum disampaikan ke pihak penerima. Sama
dengan tunneling, proses enkripsi dan dekripsi data terjadi secara transparan tanpa diketahui
oleh pengirim maupun penerima. VPN dapat mempergunakan berbagai macam algoritma
enkripsi, baik itu yang bertipe symmetric-key-encryption maupun public-key-encryption. Kunci
dari seluruh penggunaan VPN adalah pada proses enkripsi dan dekripsi data, dan oleh karena
itu, pemilihan algoritma enkripsi menjadi sangat penting dalam implementasi VPN.
Selain untuk menghubungkan dua atau lebih lokasi kantor cabang, VPN juga banyak digunakan
untuk mengakomodasi kebutuhan pekerja yang bekerja di luar kantor untuk melakukan akses ke
sumber daya yang tersedia pada jaringan internal kantor. Hal ini dapat dilakukan dengan
menganggap komputer yang digunakan oleh seorang pekerja yang berada di luar kantor sebagai
kantor cabang lain yang sedang melakukan koneksi. Cara ini sangat mirip dengan konsep
mobile IP yang sudah dijelaskan diatas, perbedaannya selain mempergunakan alamat IP yang
dia miliki dimanapun dia berada, data yang dikirimkan akan selalu ter-enkripsi. Dengan cara ini,
seorang pekerja yang sedang berada di luar kantor dapat dengan mudah dan aman
mempergunakan fasilitas yang ada di jaringan komputer kantornya, asalkan yang bersangkutan
dapat terhubung dengan Internet.
Kelemahan utama dari VPN adalah tidak adanya sebuah standard baku yang dapat diikuti oleh
semua pihak yang berkepentingan. Akibatnya ada banyak implementasi VPN yang dapat
digunakan, tapi antara satu implementasi dengan implementasi lainnya tidak dapat saling
berhubungan. Oleh karena itu apabila sebuah organisasi memilih untuk mempergunakan sebuah
implementasi VPN pada sebuah router, maka seluruh router yang dimiliki organisasi tersebut

yang akan digunakan dalam jaringan VPN, harus mempergunakan implementasi VPN yang
sama. Selain itu jika layanan VPN akan diberikan kepada para pengguna yang sering
berpergian, maka pada setiap host yang digunakan oleh pengguna tersebut juga harus di-install
aplikasi VPN yang sesuai. Selain itu, karena harus melalui proses enkripsi dan dekripsi,
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transmisi bertambah, maka kemungkinan
VPN tidak cocok untuk digunakan dalam mengirimkan data yang bersifat interaktif, seperti
tranmisi suara ataupun transmisi video.
Lapisan paling atas dari jaringan komputer adalah lapisan aplikasi. Oleh karena itu, keamanan
sebuah sistem jaringan komputer tidak terlepas dari keamanan aplikasi yang menggunakan jaringan
komputer tersebut, baik itu keamanan data yang dikirimkan dan diterima oleh sebuah aplikasi, maupun
keamanan terhadap aplikasi jaringan komputer tersebut. Metode-metode yang digunakan dalam
pengamanan aplikasi tersebut antara lain adalah:
 V.SSL
Secure Socket Layer (SSL) adalah sebuah protokol yang bekerja tepat di bawah sebuah aplikasi
jaringan komputer. Protokol ini menjamin keamanan data yang dikirimkan satu host dengan
host lainnya dan juga memberikan metode otentikasi, terutama untuk melakukan otentikasi
terhadap server yang dihubungi. Untuk keamanan data, SSL menjamin bahwa data yang
dikirimkan tidak dapat dicuri dan diubah oleh pihak lain. Selain itu, SSL juga melindungi
pengguna dari pesan palsu yang mungkin dikirimkan oleh pihak lain.
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam menggunakan SSL adalah :
1. Negosiasi algoritma yang akan digunakan kedua-belah pihak.
2. Otentikasi menggunakan Public Key Encryption atau Sertifikat elektronik.
3. Komunikasi data dengan menggunakan Symmetric Key Encryption.
Pada tahap negosiasi algoritma yang akan digunakan, pilihan-pilihan algoritma yang bisa
digunakan adalah :
Public Key Encryption : RSA, Diffie-Helman, DSA (Digital Signature Algorithm) atau
Fortezza
Symmetric Key Encryption : RC2, RC4, IDEA (International Data Encryption
Algorithm), DES (Data Encryption Standard), Triple DES atau AES
Untuk fungsi hash 1 arah : MD5 (Message-Digest algorithm 5) atau SHA (Secure Hash
Algorithm)
aplikasi yang banyak menggunakan SSL adalah aplikasi perbankan berbasiskan web.
Perkembangan lanjutan dari SSL adalah TLS, kepanjangan dari Transport Layer Security.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh TLS adalah :
• Pemberian nomor pada semua data dan menggunakan nomor urut pada Message
Authentication Code (MAC)
• Message Digest hanya dapat dipergunakan dengan kunci yang tepat.
• Perlindungan terhadap beberapa serangan yang sudah diketahui (seperti Man in the
Middle Attack)
• Pihak yang menghentikan koneksi, mengirimkan resume dari seluruh data yang
dipertukarkan oleh kedua belah pihak.
• Membagi data yang dikirimkan menjadi dua bagian, lalu menjalankan fungsi hash yang
berbeda pada kedua bagian data.
Pada implementasinya banyak aplikasi di sisi server dapat memfasilitasi koneksi biasa ataupun
koneksi dengan TLS, tergantung dengan kemampuan klien yang melakukan koneksi. Apabila
klien dapat melakukan koneksi dengan TLS maka data yang dikirimkan akan melalui proses
enkripsi. Sebaliknya, apabila klien tidak memiliki kemampuan TLS, maka data akan
dikirimkan dalam format plaintext.
VI.Application Firewall
Selain permasalahan keamanan transaksi data, yang perlu diperhatikan pada lapisan ini adalah
aplikasi itu sendiri. Sebuah aplikasi jaringan komputer yang terbuka untuk menerima koneksi
dari pihak lain dapat memiliki kelemahan yang dapat dipergunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Sebuah kelemahan pada sebuah aplikasi dapat mengancam keamanan host
yang menjalankan aplikasi tersebut juga host-host lain yang berada pada sistem jaringan
komputer yang sama.
Dengan semakin berkembangnya virus dan worm yang menyerang kelemahan-kelemahan yang
ada pada aplikasi jaringan komputer, maka diperlukan keamanan lebih pada lapisan ini. Untuk
melindungi aplikasi-aplikasi jaringan komputer yang ada, maka perlu dipastikan bahwa semua
data yang diterima oleh aplikasi tersebut dari pihak lain adalah data yang valid dan tidak
berbahaya.
Sebuah Application Firewall adalah sebuah sistem yang akan memeriksa seluruh data yang
akan diterima oleh sebuah aplikasi jaringan komputer. Paket-paket data yang diterima dari pihak
lain akan disatukan untuk kemudian diperiksa apakah data yang dikirimkan berbahaya atau
tidak. Apabila ditemukan data yang berbahaya untuk sebuah aplikasi, maka data tersebut akan
dibuang, sehingga tidak membahayakan sistem jaringan komputer secara keseluruhan.
Pada umumnya Application Firewall diletakkan pada setiap host untuk melindungi aplikasi
jaringan komputer yang ada pada host tersebut. Kekurangan dari sistem ini adalah
diperlukannya sumber daya komputasi yang sangat besar untuk menyatukan kemudian
memeriksa seluruh paket yang diterima oleh sebuah host. Selain itu, dengan adanya sistem ini,
maka waktu yang dibutuhkan agar sebuah data dapat sampai ke aplikasi yang dituju akan
semakin lama, karena harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Oleh karena itu, sistem ini
tidak cocok untuk di-implementasikan pada sistem yang mengharuskan data dikirim dan
diterima secara real-time.
Bentuk lain dari Application Firewall adalah Network Proxy. Tugas sebuah proxy adalah untuk
mewakili klien-klien yang ada untuk melakukan hubungan dengan server-server tujuan. Bagi
klien yang akan melakukan koneksi ke sebuah server, proxy adalah server tersebut. Sedangkan
bagi server yang dihubungi, proxy adalah klien-nya. Dengan menggunakan proxy akan lebih
sulit bagi pihak luar untuk melakukan serangan ke jaringan komputer internal, karena pihak
tersebut hanya dapat berhubungan dengan proxy tersebut, sehingga pihak luar tersebut tidak
dapat mengetahui lokasi sebenarnya dari server yang dihubunginya. Selain itu sebuah proxy
juga dapat memiliki sederetan access-list yang akan mengatur hak akses klien ke server.
Network Proxy juga dapat difungsikan terbalik, menjadi sebuah reverse proxy. Dengan reverse
proxy tujuan utamanya adalah untuk melindungi server-server di jaringan internal. Karena
semua request dari klien eksternal akan diterima oleh reverse proxy, maka paket-paket request
yang berbahaya bagi server akan tersaring dan tidak berbahaya bagi server internal organisasi.
Kelemahan dari proxy adalah antara klien dan server tidak memiliki hubungan langsung. Oleh
karena itu, proxy tidak dapat digunakan pada protokol-protokol ataupun aplikasi yang
membutuhkan interaksi langsung antara klien dan server.
III. Mekanisme pertahanan
Metode-metode yang dapat diterapkan untuk membuat jaringan komputer menjadi lebih aman, antara
lain:
 VII.IDS / IPS
Intrusion Detection System (IDS) dan Intrusion Prevention System (IPS) adalah sistem yang
banyak digunakan untuk mendeteksi dan melindungi sebuah sistem keamanan dari serangan
oleh pihak luar maupun dalam.

Sebuah IDS dapat berupa IDS berbasiskan jaringan komputer atau berbasiskan host. Pada IDS
berbasiskan jaringan komputer, IDS akan menerima kopi paket yang ditujukan pada sebuah
host untuk kemudian memeriksa paket-paket tersebut. Apabila ternyata ditemukan paket yang
berbahaya, maka IDS akan memberikan peringatan pada pengelola sistem. Karena paket yang
diperiksa hanyalah salinan dari paket yang asli, maka sekalipun ditemukan paket yang
berbahaya, paket tersebut akan tetap mencapai host yang ditujunya.
Sebuah IPS bersifat lebih aktif daripada IDS. Bekerja sama dengan firewall, sebuah IPS dapat
memberikan keputusan apakah sebuah paket dapat diterima atau tidak oleh sistem. Apabila IPS
menemukan bahwa paket yang dikirimkan adalah paket yang berbahaya, maka IPS akan
memberitahu firewall sistem untuk menolak paket data tersebut.
Dalam membuat keputusan apakah sebuah paket data berbahaya atau tidak, IDS dan IPS dapat
mempergunakan metode :
Signature-based Intrusion Detection System. Pada metode ini, telah tersedia daftar
signature yang dapat digunakan untuk menilai apakah paket yang dikirimkan berbahaya
atau tidak. Sebuah paket data akan dibandingkan dengan daftar yang sudah ada. Metode
ini akan melindungi sistem dari jenis-jenis serangan yang sudah diketahui sebelumnya.
Oleh karena itu, untuk tetap menjaga keamanan sistem jaringan komputer, data
signature yang ada harus tetap ter-update.
Anomaly-based Intrusion Detection System. Pada metode ini, pengelola jaringan harus
melakukan konfigurasi terhadap IDS dan IPS, sehingga IDS dan IPS dapat mengatahui
pola paket seperti apa saja yang akan ada pada sebuah sistem jaringan komputer. Sebuah
paket anomali adalah paket yang tidak sesuai dengan kebiasaan jaringan komputer
tersebut. Apabila IDS dan IPS menemukan ada anomali pada paket yang diterima atau
dikirimkan, maka IDS dan IPS akan memberikan peringatan pada pengelola jaringan
(IDS) atau akan menolak paket tersebut untuk diteruskan (IPS). Untuk metode ini,
pengelola jaringan harus terus-menerus memberi tahu IDS dan IPS bagaimana lalu lintas
data yang normal pada sistem jaringan komputer tersebut, untuk menghindari adanya
salah penilaian oleh IDS atau IPS.
Penggunaan IDS dan IPS pada sistem jaringan komputer dapat mempergunakan sumber daya
komputasi yang cukup besar, dan khusus untuk IPS, dengan adanya IPS maka waktu yang
dibutuhkan sebuah paket untuk dapat mencapai host tujuannya menjadi semakin lama, tidak
cocok untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan pengiriman data secara real-time. Selain itu
IDS dan IPS masih membuka kesempatan untuk terjadinya false-postive dimana sebuah paket
yang aman dinyatakan berbahaya dan false-negative dimana paket yang berbahaya dinyatakan
aman. Untuk mengurangi tingkat false-positive dan false-negative, perlu dilakukan
pembaharuan secara rutin terhadap sebuah IDS dan IPS.
Dalam implementasinya, IDS adalah sebuah unit host yang terhubung pada sebuah hub/switch
dan akan menerima salinan dari paket-paket yang diproses oleh hub/switch tersebut. Sedangkan
untuk IPS biasanya diletakkan pada unit yang sama dengan firewall dan akan memproses paketpaket
yang lewat melalui firewall tersebut.
Sedangkan pada IDS berbasiskan host, IDS akan memeriksa aktivitas system call, catatan
kegiatan dan perubahan pada sistem berkas pada host tersebut untuk mencari anomali atau
keanehan yang menandakan adanya usaha dari pihak luar untuk menyusup kedalam sistem. IDS
berbasiskan host akan membantu pengelola sistem untuk melakukan audit trail terhadap sistem
apabila terjadi penyusupan dalam sistem.
VIII.Network Topology
Selain permasalahan aplikasi yang akan mempergunakan jaringan komputer, topologi jaringan
komputer juga memiliki peranan yang sangat penting dalam keamanan jaringan komputer.

Pembagian kelompok komputer sesuai dengan tugas yang akan diembannya adalah suatu hal
yang perlu dilakukan. Dengan adanya pembagian kelompok-kelompok jaringan komputer,
apabila terjadi gangguan keamanan pada sebuah kelompok jaringan komputer, tidak akan
dengan mudah menyebar ke kelompok jaringan komputer lainnya. Selain itu metode keamanan
yang diterapkan pada setiap kelompok jaringan komputer juga bisa berbeda-beda, sesuai dengan
peranannya masing-masing.
Secara mendasar, sebuah jaringan komputer dapat dibagi atas kelompok jaringan eksternal
(Internet atau pihak luar), kelompok jaringan internal dan kelompok jaringan diantaranya atau
yang biasa disebut sebagai DeMilitarized Zone (DMZ). Komputer-komputer pada jaringan
DMZ, adalah komputer-komputer yang perlu dihubungi secara langsung oleh pihak luar.
Contohnya adalah web-server, mail exchange server dan name server. Komputer-komputer pada
jaringan DMZ harus dipersiapkan secara khusus, karena mereka akan terbuka dari pihak luar.
Aplikasi yang dipergunakan pada host-host pada DMZ harus merupakan aplikasi yang aman,
terus menerus dipantau dan dilakukan update secara reguler. Aturan-aturan yang berlaku adalah
sebagai berikut :
• Pihak luar hanya dapat berhubungan dengan host-host yang berada pada jaringan DMZ,
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Secara default pihak luar tidak bisa melakukan
hubungan dengan host-host pada jaringan DMZ.
• Host-host pada jaringan DMZ secara default tidak dapat melakukan hubungan dengan
host-host pada jaringan internal. Koneksi secara terbatas dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.
• Host-host pada jaringan internal dapat melakukan koneksi secara bebas baik ke jaringan
luar maupun ke jaringan DMZ. Pada beberapa implementasi, untuk meningkatkan
keamanan, host-host pada jaringan internal tidak dapat melakukan koneksi ke jaringan
luar, melainkan melalui perantara host pada jaringan DMZ, sehingga pihak luar tidak
mengetahui keberadaan host-host pada jaringan komputer internal.
Selain meningkatkan keamanan, pembagian seperti ini juga menguntungkan karena penggunaan
alamat IP yang lebih sedikit. Hanya host-host pada jaringan DMZ saja yang butuh untuk
mempergunakan alamat IP publik internet, sedangkan untuk host-host jaringan internal bisa
mempergunakan alamat IP privat. Hal ini terutama sangat menguntungkan bagi organisasiorganisasi
yang hanya mendapatkan sedikit alokasi alamat IP yang dapat digunakan oleh
organisasi tersebut dari service provider yang digunakan.
Kelemahan dari implementasi aturan-aturan yang ketat seperti ini adalah ada beberapa aplikasi
yang tidak dapat digunakan. Sebagai contoh, untuk dapat melakukan video-conference ataupun
audio-conference diperlukan koneksi langsung antara satu host dengan host lainnya. Dengan
implementasi dimana pihak luar tidak dapat berhubungan dengan host pada jaringan internal,
maka host pada jaringan internal tidak dapat melakukan video-conference.
Selain itu, untuk organisasi yang cukup besar, adanya pembagian lebih lanjut pada jaringan
komputer internal akan lebih baik. Perlu dibuat sebuah panduan mengenai interaksi apa saja
yang mungkin dilakukan dan dibutuhkan oleh satu bagian organisasi dengan bagian organisasi
lainnya melalui jaringan komputer. Setelah panduan dibuat, maka interaksi-interaksi yang tidak
diperlukan antar komputer pada jaringan yang berbeda dapat dibatasi. Aturan dasar yang saat ini
banyak digunakan adalah untuk menutup semua pintu (port) yang ada dan buka hanya yang
dibutuhkan dan aman saja.
Perlu diingat, semakin banyak pembagian kelompok jaringan komputer yang ada, maka akan
semakin meningkatkan kompleksitas pemeliharaan jaringan komputer. Selain itu semakin
banyak pembagian kelompok juga akan meningkatkan latensi koneksi antara satu host di sebuah
kelompok jaringan dengan host lain di kelompok jaringan lainnya.
 IX.Port Scanning
Metode Port Scanning biasanya digunakan oleh penyerang untuk mengetahui port apa saja
yang terbuka dalam sebuah sistem jaringan komputer. Tetapi metode yang sama juga dapat
digunakan oleh pengelola jaringan komputer untuk menjaga jaringan komputernya.
Sebuah port yang terbuka menandakan adanya aplikasi jaringan komputer yang siap menerima
koneksi. Aplikasi ini dapat menjadi pintu masuk penyerang ke dalam sistem jaringan komputer
sebuah organisasi. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang pengelola jaringan komputer
untuk tahu secara pasti, aplikasi jaringan komputer apa saja yang berjalan dan siap menerima
koneksi pada sebuah host. Apabila ditemukan bahwa ada port yang terbuka dan tidak sesuai
dengan perencanaan yang ada, maka aplikasi yang berjalan pada port tersebut harus segera
dimatikan agar tidak menjadi lubang keamanan.
Cara kerja port scanner adalah dengan cara mengirimkan paket inisiasi koneksi ke setiap port
yang sudah ditentukan sebelumnya. Apabila ternyata port scanner menerima jawaban dari
sebuah port, maka ada aplikasi yang sedang bekerja dan siap menerima koneksi pada port
tersebut.
Port Scanning sebagai bentuk serangan
Karena implementasinya yang cukup mudah dan informasinya yang cukup berguna, maka
sering kali port scanning dilakukan sebagai tahap awal sebuah serangan. Untuk dapat
melakukan penyerangan, seorang cracker perlu mengetahui aplikasi apa saja yang berjalan dan
siap menerima koneksi dari lokasinya berada. Port Scanner dapat meberikan informasi ini.
Untuk dapat mendeteksi adanya usaha untuk melakukan scanning jaringan, seorang pengelola
jaringan dapat melakukan monitoring dan mencari paket-paket IP yang berasal dari sumber
yang sama dan berusaha melakukan akses ke sederetan port, baik yang terbuka maupun yang
tertutup. Apabila ditemukan, pengelola jaringan dapat melakukan konfigurasi firewall untuk
memblokir IP sumber serangan. Hal ini perlu dilakukan secara berhati-hati, karena apabila
dilakukan tanpa ada toleransi, metode ini dapat mengakibatkan seluruh jaringan Internet
terblokir oleh firewall organisasi. Oleh sebab itu, perlu ada keseimbangan antara keamanan dan
performa dalam usaha mendeteksi kegiatan port scanning dalam sebuah jaringan komputer.
X. Packet Fingerprinting
Karena keunikan setiap vendor peralatan jaringan komputer dalam melakukan implementasi
protokol TCP/IP, maka paket-paket data yang dikirimkan setiap peralatan menjadi unik
peralatan tersebut. Dengan melakukan Packet Fingerprinting, kita dapat mengetahui peralatan
apa saja yang ada dalam sebuah jaringan komputer. Hal ini sangat berguna terutama dalam
sebuah organisasi besar dimana terdapat berbagai jenis peralatan jaringan komputer serta sistem
operasi yang digunakan. Setiap peralatan dan sistem operasi memiliki karakteristik serta
kelemahannya masing-masing, oleh karena itu, sangat penting bagi pengelola jaringan
komputer untuk dapat mengetahui peralatan dan sistem operasi apa saja yang digunakan dalam
organisasi tersebut. Dengan mengetahui peralatan jenis apa atau sistem operasi apa saja yang
ada pada sebuah organisasi, pengelola jaringan komputer dapat lebih siap dalam melakukan
pengamanan jaringan komputer organisasi tersebut.
Untuk menentukan tipe peralatan atau sistem operasi ada, sebuah peralatan fingerprinting akan
melihat bagaimana peralatan jaringan komputer atau sistem operasi yang bersangkutan
memberikan nilai-nilai awal pada beberapa bagian di header IP. Bagian-bagian tersebut adalah:
Time-to-Live – Setiap peralatan jaringan komputer mempergunakan nilai awal yang
berbeda-beda dalam memberikan nilai ke bagian time-to-live pada header IP.
Window-size -Setiap peralatan jaringan komputer, mempergunakan ukuran TCP
windows yang berbeda-beda.
bit DF pada paket – Apakah peralatan jaringan komputer yang mengirimkan paket

tersebut mempergunakan bit DF (dont' t fragment), pada awal koneksi. Tidak terlalu
berguna dalam membedakan satu peralatan dengan peralatan lainnya.
bit Type of Service – Jenis layanan apa yang diberikan oleh sebuah peralatan jaringan
komputer pada paket yang dikirimnya. Karena pada banyak implementasi, jenis layanan
yang diinginkan, ditentukan oleh protokol atau aplikasi yang sedang berjalan dan bukan
oleh sistem operasi atau peralatan yang digunakan, maka penggunaan bit Type of Service
tidak terlalu berguna dalam membedakan satu peralatan dengan peralatan lainnya.
Setelah mendapatkan informasi-informasi di atas, peralatan fingerprinting akan melakukan
perbandingan dengan data yang sudah dimiliki sebelumnya.
Fingerprinting dapat dilakukan secara aktif maupun secara pasif. Jika dilakukan secara aktif,
analis akan mengirimkan sebuah paket request yang kemudian akan dibalas oleh host target.
Paket balasan dari host target inilah yang kemudian dianalisa. Sedangkan jika dilakukan secara
pasif, maka analis akan menunggu host target mengirimkan paket, kemudia paket tersebut akan
dianalisa.
Selain dapat digunakan oleh pengelola jaringan komputer untuk mengamankan jaringan
komputer organisasi, metode yang sama sering digunakan oleh pihak-pihak yang ingin
menganggu sebuah jaringan komputer.
 XI.Security Information Management
Dalam usaha untuk meningkatkan keamanan jaringan komputer, sebuah organisasi mungkin
akan meng-implementasikan beberapa teknologi keamanan jaringan komputer, seperti firewall,
IDS dan IPS. Semua usaha tersebut dilakukan sehingga keamanan jaringan komputer organisasi
tersebut menjadi lebih terjamin.
Namun, dengan semakin banyaknya peralatan jaringan komputer yang di-implementasikan,
maka akan semakin banyak pula peralatan yang perlu dikelola. Pengelolaan akan dimulai dari
konfigurasi peralatan agar sesuai dengan kebutuhan organisasi. Setelah itu setiap peralatan yang
sudah terpasang perlu dipantau, perlu dianalisa apakah sudah berfungsi sesuai dengan
rancangan awal. Salah satu bentuk pemantau yang perlu dilakukan adalah memantau log dan
alert yang dihasilkan oleh setiap peralatan. Jumlah log dan alert yang dihasilkan oleh semua
peralatan keamanan jaringan komputer yang terpasang dapat berukuran sangat besar. Akan
membutuhkan banyak waktu pengelola jaringan komputer untuk menganalisa seluruh log dan
alert yang ada, termasuk didalamnya adalah melakukan pencarian dimana log atau alert
tersebut tersimpan.
Salah satu penyebab utama dari kegagalan sistem keamanan jaringan komputer adalah
kesalahan pengelola dalam melakukan analisa informasi yang dihasilkan masing-masing
perangkat keamanan jaringan komputer. Kesalahan analisa dapat menyebabkan pengelola
lambat, salah atau tidak terarah dalam menghadapi serangan yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu, salah satu alat bantu yang dapat digunakan oleh pengelola jaringan komputer
adalah Security Information Management (SIM). SIM berfungsi untuk menyediakan seluruh
infomasi yang terkait dengan pengamanan jaringan komputer secara terpusat. Dengan
menggunakan SIM, pengelola dapat dengan mudah mengetahui kondisi seluruh peralatan yang
dimilikinya dan melakukan identifikasi serangan yang ada. Pada fungsi paling dasarnya, SIM
akan mengumpulkan semua log dan alert yang dihasilkan oleh semua peralatan keamanan
jaringan komputer yang ada ke dalam satu tempat, sehingga mempermudah pengelolaan. Pada
perkembangannya SIM tidak hanya berfungsi untuk mengumpulkan data-data dari semua
peralatan keamanan jaringan komputer tapi juga memiliki kemampuan untuk analisa data
melalui teknik korelasi dan query data terbatas sehingga menghasilkan peringatan dan laporan
yang lebih lengkap dari masing-masing serangan.
Dengan mempergunakan SIM, pengelola jaringan komputer dapat mengetahui secara lebih
cepat bahwa sedang ada serangan dan dapat melakukan penanganan yang lebih terarah,
sehingga keamanan jaringan komputer organisasi tersebut lebih terjamin.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar